GO-JEK Fenomena Transportasi di Jakarta

Anda pasti saat ini sering melihat pengendara motor berjaket hitam dominasi hijau pupus berseliweran di seluruh Jabodetabek. Ya, itulah ‘armada’ GO-JEK. Terobosan usaha di bidang transportasi ini dimulai beberapa bulan yang lalu, dan imbasnya sepertinya sangat dahsyat, ketimbang saudara kembarnya Uber Taxi. Hal ini tentu saja karena motor merupakan kendaraan yang banyak dimiliki oleh kelas menengah dan khususnya kelas bawah, dan ojek juga lebih familiar bagi masyarakat, serta, jaketnya itu, lho, yang mencolok banget, membuat armada ini sepertinya sebentar lagi akan menghijaukan Jakarta.

ojek-online-gojek

Mengapa Go-Jek? Ya, mengapa Go-Jek, tukang ojek khan banyak. Disinilah peluang yang dimanfaatkan sebagai terobosan oleh sang pendiri Go-Jek. Transaksi ojek yang biasanya konvensional, saat ini telah di implementasikan dalam aplikasi handphone android, sehingga tukang ojek sebagai vendor dan pelanggan sebagai user, tidak harus bertatap muka untuk transaksi, tapi cukup dengan menggunakan aplikasi di HP mereka. Dan dengan harga perangkat smartphone yang semakin murah, bukan hal aneh kalau seluruh vendor ojek memiliki perangkat tersebut, dan bisnis pun berjalan.

Sungguh, ini bukanlah hal yang sama sekali baru. Pernah dengan tukang becak di Bali yang menerima order melalui social media, atau tukang sayur yang menerima panggilan melalui instant messaging application, ini sebenarnya adalah cikal bakal dari pembuatan aplikasi ini. Selain tentu saja aplikasi-aplikasi yang telah ada sebelumnya, seperti Uber Taxi, Food Panda, dan lain-lain.

Hal yang menyebabkan kenapa saya tertarik dengan fenomena ini adalah, betapa usaha ini, menurut saya, nantinya akan sangat menyentuh lapisan masyarakat kelas bawah kita, dimana kebanyakan pengguna dan vendor ojek ini adalah kebanyakan orang-prang kelas menengah ke bawah, maka secara ekonomi sangat berdampak positif bagi kedua belah pihak.

Yang lebih fenomenal lagi, penggunaan jasa Go-Jek ini pun, seiring dengan waktu berjalan, dan secara tidak disengaja bisa berkembang dengan sendirinya. Ojek yang dulunya hanya sebagai alat transportasi langsung dimana user ingin diantar kesuatu tempat, tapi dengan aplikasii dan manajemen usaha ini, Go-Jek juga berfungsi sebagai delivery service dengan beragam jenis barang yang bisa dikirim. Kenapa? Seluruh vendor di Go-Jek terdaftar, dan datanya lengkap dipegang oleh manajemen Go-Jek, sehingga jaminan keamanan dan tanggungjawab dapat sangat diandalkan. Dengan Go-Jek, kita bisa meminta vendor untuk mengirim cek, laptop, makanan, dari rumah kita ke alamat tertentu, atau sebaliknya, mengambil barang dari tempat tertentu untuk diantar ke alamat yang kita mau. Bahkan semisal Anda memerlukan jemputan untuk anak Anda sekolah, atau sekedar mengambil barang yang tertinggal di rumah, Anda bisa melakukannya dengan menggunakan Go-Jek ini, hebat bukan?

Dengan manajemen dan aplikasi ini, harga pun bisa Anda ketahui sebelum Anda menggunakan jasanya, sehingga tidak ada kekhawatiran Anda kena over charge yang biasanya kerap terjadi.

Selain fenomena kemudahan yang didapat bagi user, bagi vendor pun yang biasanya hanya mangkal saja menunggu penumpang, memiliki peluang yang sangat jauh lebih banyak, karena aplikasi ini bersifat mobile dan online, sehingga usernya tidak terbatas. Justru disini seperti yang saya dengar, sampai-sampai vendor kewalahan karena order yang tidak putus-putus. Hal ini membuat vendor sedikit agak memilih jalur-jalur yang dekat atau cenderung searah dengan tujuan sebelumnya.

Dalam perkembangannya lagi, saya perhatikan banyak vendor yang mengambil trayek jauh, dengan harga tinggi tentunya, sehingga walaupun sehari hanya mendapat 3 user misalnya, tapi uang yang mereka dapat, lebih besar daripada harus nongkrong menunggu di pangkalan.

Fenomena lainnya, saat ini banyak tukang ojek amatiran. Mereka sebenarnya pekerja, yang nyambi sebagai tukang ojek, dan mencari penumpang yang lokasi dan tujuannya dekat atau searah dengan jalur mereka berangkat dan pulang kerja, sambil menyelam minum air, atau sambil kerja, ngojek.. hebat.

Tak bisa dipungkiri, Go-Jek adalah suatu terobosan besar yang sangat menyentuh, dan bermanfaat bagi kalangan bawah. Secara tidak langsung menciptakan banyak peluang kerja dan usaha kreatif serta membantu bagi yang memerlukan. Di tengah kemacetan kota Jakarta yang semakin parah saat ini, Go-Jek adalah sebuah solusi yang jenius, walau hanya sayangnya bukan asli milik orang Indonesia.

Ide ini saya yakin banyak bermunculan di kepala-kepala orang Indonesia, tapi seperti biasa, orang kita banyak yang pintar tapi sedikit yang kreatif, dan lebih sedikit lagi yang memiliki visi jauh ke depan. Kendala biaya, dan investasi selalu menjadi hal utama yang dibicarakan di meja rapat usaha, sehingga selalu saja hasilnya nol besar karena masing-masing tidak punya uang, atau takut untuk menginvestasikan uangnya. Bisnis ini memerlukan investasi yang cukup besar, misalnya untuk pembuatan aplikasi, promosi, pengurusan legalitas, dan effort untuk menjual produk ini baik ke vendor maupun ke user. Bisnis seperti ini jangan harap akan mendapatkan keuntungan dalam waktu cepat, minimal dua atau tiga tahun, baru mereka bicara mengenai keuntungan. Nah, visi seperti inilah yang kebanyakan tidak ada di otak anak muda kita. Semua inginnya sesuatu hal yang instan keuntungannya, ditambah generasi tua kita juga miskin inovasi untuk bisa meraih kesempatan emas seperti ini.

Go..go..go.. GO-Jek

Leave a comment